Review Buku : "Lockwood & Co. The Hollow Boy" : Horor, Komedi, Aksi

Judul Buku          : Lockwood & Co. The Hollow Boy (Pemuda Berongga)
Penulis                 : Jonathan Stroud
Penerjemah       : Poppy D. Chusfani
Editor                    : Primadona Angela
Tebal                     : 440 halaman
Penerbit              : PT Gramedia Pustaka Utama
Cetakan ke         : 1 (Pertama)
Tahun Terbit      : 2016

Dalam serial empat buku ini dikisahkan Inggris diserang wabah hantu selama 50 tahun. Untuk mengatasi itu, banyak bermunculan agensi-agensi yang bertugas menangani hantu. Lockwood & Co. adalah agensi terkecil di London, yang hanya beranggotakan tiga orang, Anthony Lockwood, George Cubbins, dan Lucy Carlyle. Serial ini diceritakan melalui Lucy, yang memiliki kemampuan spesial yaitu berkomunikasi dengan hantu. Dalam buku ketiga ini Lucy dikisahkan sedang mendalami kemampuannya tersebut.
                Kisah dimulai dari Lavender Lodge, sebuah penginapan dimana dikabarkan banyak orang menghilang dari situ dan Lockwood & Co. harus menginvestigasinya. Ternyata mereka harus melawan sesosok hantu Pengalih Rupa yang dimanfaat pemiliki penginapan tersebut untuk mendapat keuntungan lebih dari para pengunjung.
                Selama beberapa hari belakangan, Chelsea tiba-tiba terkena wabah besar-besaran. Banyak orang meninggal dan semua agensi di London kewalahan. Semua agensi di London, baik yang besar atau yang kecil dilibatkan, kecuali Lockwood & Co. Hal ini menyebabkan Lockwood yang selalu menginginkan ketenaran menjadi kesal. Sementara itu keadaan markas mereka Portland Row yang porak-poranda semakin memperburuk suasana. Sampai akhirnya Lockwood memperkerjakan seorang asisten, Holly Munro. Holly adalah asisten yang super-efisien dan serba bisa. Hal ini tentu membuat suasana menjadi lebih bahagia, sayangnya Lucy tidak begitu menyukai Holly.
                Sementara itu, Lucy mencoba memperdalam kemampuannya dalam berbagai kasus. Dalam dua kasus ia berhasil membasmi hantu dengan mendengarkan permintaan para hantu tersebut. Namun dalam kasus ketiganya, kasus jejak kaki berdarah, si hantu tiba-tiba menyerang sementara Lucy berusaha memahami kemauannya. Hal ini menyebabkan Lockwood cidera parah dan hampir menghilangkan nyawa Lucy.
Sementara hubungan Lucy dengan Holly Munro yang belum juga membaik, hubungannya dengan Lockwood juga menjadi bermasalah. Lucy secara diam-diam mengetahui masa lalu kelam Lockwood yang kelam. Ia mengetahui tentang kematian kakak perempuan Lockwood, Jessica. Karenanya ia menjadi sedikit sulit untuk berbincang dengan Lockwood.
Setelah kesuksesan mereka dalam kasus jejak kaki berdarah, Lockwood & Co. mendapat undangan spesial dalam karnaval bersama dua agensi terbesar di London, Fittes dan Rotwell. Karnaval yang bertujuan untuk menenangkan orang-orang, dikarenakan huru-hara setelah wabah Chelsea tidak berjalan begitu baik. Ditengah-tengah konvoi, dua penjahat berusaha untuk membunuh para pimpinan Fittes dan Rotwell, yaitu Penelope Fittes dan Steve Rotwell. Kekacauan terjadi setelah kedua penjahat melemparkan bom-bom hantu ke tengah-tengah konvoi. Tapi para agen yang berjaga termasuk Lockwood & Co. siap melawan mereka. Satu penjahat tewas ditangan Steve Rotwell sementara penjahat lainnya berhasil kabur setelah berkejar-kejaran dengan Lockwood dan Lucy.
                Wabah Chelsea yang semakin lama semakin memburuk akhirnya mengharuskan Lockwood & Co. terlibat. George yang adalah otak dari tim ini berhasil mengetahui darimana sumber wabah ini, yaitu dari sebuah penjara kuno di bawah sebuah departement store. Untuk menghancurkan sumber ini, Lockwood & Co. harus bekerja sama dengan musuh bebuyutan mereka, Quill Kipps dan anak buahnya, Bobby Vernon dan Kate Godwin. Bersama mereka harus menghadapi sosok Poltergeist yang membelah departement store tersebut dan memisahkan Lucy dari timnya. Lucy terjatuh ke dalam sisa-sisa penjara kuno yang berisi ribuan tulang belulang dan hantu-hantu para narapidana yang meninggal di penjara tersebut. Disanalah Lucy bertemu dengan sang Pemuda Berongga.
                Akhirnya Lucy berhasil keluar dari penjara itu setelah Lockwood turun untuk membantunya. George juga turun untuk melihat-lihat keadaan penjara tersebut. Ternyata terdapat tanda-tanda bahwa ada orang yang turun ke dalam situ dan sedang menjalankan sebuah rencana yang mengerikan dengan penjara itu. Mereka membuat kaca tulang, benda yang mampu menghubungkan dunia orang mati dengan yang hidup (dari buku kedua, Lockwood & Co. The Whispering Skull). Masalahnya, kaca tulang ini berukuran raksasa.
                Akhirnya sumber wabah di hancurkan dan Chelsea kembali damai. Lucy dan Holly masih berselisih tapi mereka sudah mulai berbaikan, suasana Lockwood & Co. kembali ceria. Namun kemampuan spesial Lucy yang sudah beberapa kali menyebabkan bahaya dan juga menyelesaikannya mengakibatkan Lucy membuat keputusan yang akan mempengaruhi Lockwood & Co, ia memutuskan untuk mengundurkan diri dari Lockwood & Co.
                Jonathan Stroud begitu hebat dalam menciptakan dunia ini. Karakter-karakternya menarik dan menyenangkan serta semua aksi sangat mengasikkan. Pembaca akan terbawa sangat jauh dalam ketegangan dan horor saat Lockwood menghadapi hantu-hantu. Detil-detil yang diberikan Stroud sangat lengkap dan rinci sehingga setiap kejadian akan terasa nyata. Juga banyak bab yang diakhiri dengan cliffhanger sehingga pembaca akan menjadi lebih penasaran untuk mengetahui kelanjutan kisahnya.
                Beberapa amanat atau pesan yang bisa didapat dari novel ini antara lain, kita harus mau bertoleransi. Perbedaan tidak seharusnya memisahkan kita tetapi mempererat kita. Contohnya ketika Lockwood & Co. bekerja sama dengan tim Kipps, musuh bebuyutan mereka, akhirnya mereka bisa menghancurkan sumber wabah Chelsea bersama. Pesan lainnya yang bisa didapat adalah kita harus belajar untuk menahan amarah kita. Amarah Lucy ketika bekerja sama dengan Holly di departement store itulah yang membangkitkan Poltergeist tersebut.

Comments

Popular posts from this blog

Finlandia Rencanakan Untuk Tiadakan Pelajaran

Kamera Kompak Kualitas Super